bagaimana kalau dunia hanya berpihak kepada mereka yang mengerti makna tujuan,
mereka yang paham tentang bagaimana hidup di tiga ratus enam puluh lima hari kesekian kalinya,
mereka yang berjalan lurus di lajur paling landai dan nihil gangguan,
menyusuri waktu paling baik dan tegak menghadapi pagi. bagaimana kepada mereka yang dihadang keabu-abuan,
mereka yang menggadai pilu kepada kelabu,
mereka yang kakinya gontai menapak tanah untuk bertumpu,
tidak ada akhir dari awal,
seperti kata yang hilang makna,
maka menghidupkan hidupnya seperti mencipta api di riuhnya angin bulan Januari
sebab, tidak ada yang lebih ringan daripada mereka yang memahami makna hidup dan akan selalu hidup di kehidupannya.